Seluruh Korban Terra Drone Sudah Dikembalikan ke Keluarga
Seluruh Korban Terra Drone Sudah Dikembalikan ke Keluarga. Tragedi kebakaran Gedung Terra Drone di Kemayoran, Jakarta Pusat, yang merenggut 22 nyawa pada Selasa, 9 Desember 2025, akhirnya tutup babak pilu dengan penyerahan seluruh jenazah ke keluarga. Hingga Kamis malam, 11 Desember 2025, Rumah Sakit Polri Kramat Jati menyatakan proses identifikasi selesai total, dengan 22 korban—15 perempuan dan 7 laki-laki—kembali ke pelukan sanak saudara. Api yang diduga dari ledakan baterai litium di basement menyebar cepat, blokir evakuasi di lantai tiga dan empat, di mana korban mayoritas karyawan junior terjebak asap tebal. Dari Rufaidha Lathiifunnisa (22) hingga Mochamad Apriyana (40), setiap nama tinggalkan cerita duka: voice note permohonan maaf, pesan terakhir yang tak terbalas, dan keluarga yang hancur. Pemprov DKI tanggung biaya pemakaman dan pengobatan, tapi pertanyaan soal keselamatan gedung tetap menggantung. Di Hari Antikorupsi Sedunia, ironisnya tragedi ini ungkap celah pengawasan yang biayai nyawa muda. BERITA BOLA
Proses Identifikasi yang Intensif: Seluruh Korban Terra Drone Sudah Dikembalikan ke Keluarga
Identifikasi jenazah berlangsung maraton di RS Polri Kramat Jati, dengan tim DVI Polri gunakan sidik jari, gigi, catatan medis, dan properti pribadi untuk cocokkan data antemortem dari keluarga. Selasa malam, tiga jenazah pertama diserahkan: Rufaidha Lathiifunnisa (22), Novia Nurwana (28), dan Yoga Valdier Yaseer (28)—semua identifikasi via sidik jari dan gigi. Rabu siang, tambah tujuh lagi, bawa total 10, termasuk Ervina (25) yang voice note-nya viral: “Gua udah nggak bisa napas, maaf ya.” Keluarga Mochamad Apriyana (40) histeris saat jemput jasadnya—adik Ahmad sesal tak balas pesan WhatsApp korban yang centang biru berubah jadi satu. Karumkit RS Polri Brigjen Prima Heru bilang penyebab kematian aspirasi karbon dioksida dari asap, tanpa kerusakan fisik parah. Hingga Kamis, sisa 12 jenazah identifikasi selesai via DNA, diserahkan bertahap—total 22, usia 20-40 tahun, mayoritas perempuan magang.
Kisah Duka Keluarga yang Hancur: Seluruh Korban Terra Drone Sudah Dikembalikan ke Keluarga
Setiap penyerahan jenazah jadi adegan pilu. Keluarga Atiniyah (22), korban magang, kaget saat identifikasi—adik Rofi terpukul karena adiknya baru kerja enam bulan. “Dia bilang mau beli baju baru minggu depan,” cerita Rofi, air mata mengalir saat jemput jenazah di RS Polri. Ervina (25) dari Jagakarsa tinggalkan voice note permohonan maaf ke kakaknya, Anggraini, yang rencanakan makam di Gang Langgar 2. Keluarga Nazaellya Tsabita Nurazisha (27) dapat telepon terakhir: “Ma, gua minta maaf atas semuanya.” Mochamad Apriyana, penengah keluarga, dimakamkan di TPU Cisauk—paman Ahmad tak percaya keponakannya tewas. Hansel (31), selamat dari lantai enam, ceritakan rekan merayap cari udara: “Asap naik pelan, kami tutup hidung baju basah.” Kisah ini viral, picu simpati nasional, tapi juga amarah atas pintu darurat terkunci dan sprinkler rusak.
Respons Pemerintah dan Santunan
Pemprov DKI gerak cepat: Gubernur Pramono Anung inspeksi lokasi, janji tanggung biaya pemakaman Rp50 juta per keluarga dan pengobatan luka. Kemensos koordinasi santunan duka dan psikososial, sementara Dinas Kesehatan siapkan konseling trauma untuk 54 selamat. Polri bentuk tim olah TKP, sita sampel kabel untuk Labfor, konfirmasi korsleting overload baterai litium. LSM buruh tuntut audit keselamatan gedung komersial, karena Terra Drone tak punya pemadam memadai untuk tujuh lantai. Pramono tegas: “Kami tanggung penuh, mudah-mudahan tak terulang.” Identifikasi selesai percepat proses, dengan 76 terdampak keseluruhan—termasuk satu korban hamil yang pilukan.
Kesimpulan
Penyerahan seluruh 22 jenazah korban kebakaran Terra Drone ke keluarga tutup fase duka awal, tapi luka tetap dalam—dari voice note Ervina hingga isak Rofi atas adik magangnya. Proses identifikasi intensif via DVI beri kepastian, sementara respons pemerintah janji dukungan penuh, tapi investigasi kelalaian harus transparan. Tragedi ini soroti urgensi keselamatan kerja: pintu darurat bebas, sprinkler fungsi, dan audit rutin. Bagi keluarga, makam di Jagakarsa atau Cisauk jadi penutup pilu, tapi pelajaran untuk Jakarta yang padat. Doa untuk yang pergi, kekuatan untuk selamat—semoga duka ini lahirkan perubahan, agar nyawa tak lagi hilang sia-sia.
