Mayat Bocah Ditemukan di Sungai Batang Palembayan Agam

Mayat Bocah Ditemukan di Sungai Batang Palembayan Agam. Tragedi bencana banjir bandang di Sumatera Barat masih tinggalkan duka mendalam, dengan penemuan jenazah korban yang terus berlanjut. Pada Minggu, 7 Desember 2025, tim gabungan menemukan jasad seorang bocah perempuan di Sungai Batang Palembayan, Kabupaten Agam, tepatnya di Pasak Kayu Sawah Laweh, Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan. Penemuan ini sekitar pukul 11.00 WIB, di tumpukan kayu yang terseret arus deras, jadi pukulan telak bagi warga yang masih berharap pada keajaiban. Korban, diperkirakan berusia sekitar 8 tahun, jadi salah satu dari 116 jenazah yang sudah ditemukan sejak bencana melanda 27 November lalu. Polres Agam dan BPBD Sumbar segera evakuasi, sementara operasi pencarian korban hilang—lebih dari 70 orang—lanjut hingga 12 Desember. Di tengah hujan deras yang masih mengguyur, momen ini ingatkan betapa ganasnya galodo yang hantam Palembayan, klaim puluhan nyawa dan rusak ribuan rumah. BERITA BOLA

Kronologi Penemuan Jenazah: Mayat Bocah Ditemukan di Sungai Batang Palembayan Agam

Tim SAR gabungan sedang susuri sungai untuk cari korban hilang saat petugas alat berat laporkan temuan via handy talkie: “Ada mayat.” Itu pukul 11.00 WIB, di tumpukan kayu yang numpuk seperti bendungan alami. Jenazah bocah perempuan itu ditemukan mengambang di antara gelondongan pohon dan puing rumah, kondisi tubuh sudah membengkak akibat terendam lama. Saksi mata, seorang relawan warga, bilang: “Kayu-kayu itu seperti lautan, susah lewati, tapi kami paksa masuk demi cari yang hilang.” Evakuasi cepat: jenazah diangkat pakai perahu karet, lalu dibawa ke RS Bhayangkara Padang untuk identifikasi dan autopsi. Belum ada nama pasti, tapi dugaan kuat korban dari Nagari Salareh Aia yang hilang sejak longsor hantam 27 November. Ini penemuan ke-116 sejak bencana, tapi 70 lebih masih dicari di material longsor dan sungai.

Latar Belakang Bencana di Palembayan: Mayat Bocah Ditemukan di Sungai Batang Palembayan Agam

Bencana galodo di Palembayan dimulai Kamis, 27 November 2025, pukul 17.00 WIB, saat hujan deras 300 mm/jam picu longsor hutan hulu. Sungai Batang Palembayan meluap, seret rumah, jembatan, dan warga. Di Nagari Salareh Aia, 280 rumah rata tanah, 1.234 jiwa mengungsi, dan lahan sawah 3.479 hektare hancur. Korban jiwa capai 42 di Agam, dengan cerita haru seperti bayi Fathan (2 bulan) yang selamat terkubur lumpur. Penemuan jenazah bocah ini tambah daftar pilu: sebelumnya, mayat perempuan tanpa identitas ditemukan di Sungai Batang Anai 30 November. BPBD Sumbar sebut longsor material campur kayu hutan lindung jadi penyebab utama—arus bawa semuanya ke hilir, termasuk jenazah yang tersangkut. Operasi Aman Nusa II lanjut hingga 12 Desember, libatkan 290 personel TNI-Polri, relawan, dan warga.

Upaya Pencarian dan Evakuasi

Tim gabungan tak kenal lelah: susuri sepanjang material longsor dan sungai, pakai drone, perahu karet, dan alat berat. Pada 1 Desember, evakuasi jenazah di Palembayan libatkan warga lokal yang kenal medan. Untuk bocah ini, identifikasi pakai DNA dan pakaian sisa—keluarga dari Salareh Aia sudah diberi tahu. Kapolres Agam AKBP Yudha Satria Widodo sebut: “Kami prioritaskan identifikasi cepat agar keluarga bisa beri pemakaman layak.” Autopsi awal tunjukkan korban tewas akibat tenggelam, tanpa tanda kekerasan. Bantuan logistik dari BNPB termasuk genset dan makanan siap saji, tapi tantangan cuaca buruk hambat. Warga ikut gali puing, bentuk posko doa untuk korban hilang. Pemerintah pusat alokasikan Rp 500 miliar untuk rekonstruksi, termasuk jembatan bailey darurat.

Kesimpulan

Penemuan jenazah bocah perempuan di Sungai Batang Palembayan jadi babak pilu baru dalam tragedi bencana Agam yang klaim 116 korban. Dari longsor hutan hingga arus sungai ganas, ini ingatkan kerapuhan alam di hadapan cuaca ekstrem. Upaya SAR gabungan tunjukkan gotong royong bangsa—290 personel dan warga lokal tak henti cari yang hilang. Bagi keluarga di Salareh Aia, identifikasi cepat beri sedikit kenyamanan di tengah duka. Pemulihan Palembayan panjang: rumah rusak, lahan mandul, tapi semangat warga kuat. Semoga operasi hingga 12 Desember beri kepastian bagi 70 hilang, dan bencana ini jadi pelajaran untuk mitigasi lebih baik. Aceh dan Sumbar bangkit; doa semua pihak menyertai.

BACA SELENGKAPNYA DI..